Alhamdulillah, dulu di kalangan bangsawan Arab sudah berlaku tradisi yang baik, mereka mencari wanita-wanita desa yang bisa menyusui anak-anak mereka. Anak-anak disusukan di pedalaman agar terhindar dari penyakit, memiliki tubuh kuat, dan agar dapat belajar bahasa Arab yang murni di daerah pedesaan.
Lalu datanglah serombongan wanita dari kabilah sa'ad, mencari bayi untuk disusui. Di antaranya ada Halimah binti abu dzu'aib, yang kemudian kita kenal dengan nama Halimatusy sya'diyah.
Halimah dan suaminya berharap mendapatkan bayi bangsawan, agar mereka mendapatkan upah yang layak untuk menanggulangi kesulitan yang sedang dihadapinya. Namun, ternyata harapan mereka belum terkabul, hampir semua bayi bangsawan telah memiliki ibu susu, dan hanya ada satu bayi dalam gendongan ibunya yang mereka temui.
Bayi itu bernama Muhammad, Halimah dan suaminya sebenarnya enggan menerimanya, lantaran tidak ada ayah yang dapat memberi upah seperti yang mereka harapkan. Karena Halimah tidak ingin pulang tanpa membawa bayi, akhirnya ia pun menerima Muhammad SAW.
Ya, selama 2 tahun pertama ibunda Aminah dan Rasulullah SAW berpisah untuk sementara.
Ini dulu dilakukan bukan semata-mata hanya tradisi, karena setelah disusui, kakeknya Rasulullah SAW juga tetap menahan Rasulullah SAW di sana. Karena apa?
Karena lingkungan kota Mekkah yang jahiliyyah. Selain itu juga lagi ada wabah penyakit di mekkah. Setelah 2 tahun disusui, Abdul Muthalib datang ke rumah ibunda aminah untuk melihat cucunya. Ia lihat cucunya tumbuh menjadi anak yang tegap dan sehat, ia bangga sekali melihat pertumbuhan cucunya yang begitu bagus di daerah pedalaman.
"Aku ingin Muhammad kembali ke dusun Bani Sa'ad sampai dia berusia lima tahun. Agar dia di situ belajar berkata-kata dan telinganya terbiasa mendengarkan bahasa Arab yang fasih sehingga dia akan mampu berbicara dengan kata-kata yang fasih pula."
Lingkungan Bani Sa'ad memang sangat kondusif, bahasa yang digunakan di sana pun masih baik.
Nah, berdasarkan siroh ini, membuat saya berpikir, bahwa anak-anak harus diperkenalkan dengan sesuatu yang sesuai dengan fitrahnya mulai dari usia 0-5 tahun. Berada di lingkungan yang benar-benar akan menjaga fitrahnya.
Pada saat tinggal bersama Halimah pula, tepat terjadinya peristiwa pembelahan dada Muhammad SAW, untuk "dicuci" hatinya, oleh malaikat. Ini mungkin yang kita sering sebut dengan golden age. Lebih tepatnya harus serius, nggak boleh main2, nggak boleh hanya sekedarnya, karena kita sedang membangun peradabab. Mengurus anak sama halnya dengan mengurus negeri, karena merekalah penerus generasi
0 Response to "Sepenggal kisah Rasulullah SAW dan upaya ibunda Aminah"
Posting Komentar