Ayahnya dulu ambil jurusan perkuliahan teknik, memahami bagaimana mengatur segala sesuatunya bisa berjalan dengan sistematis, berfungsi dgn baik dan memeliharanya..
Unnanya dulu ambil jurusan perkuliahan psikologi, memahami bagaimana jiwa seorang manusia..
.
.
Ko beda jauh sih?
Lalu apa ada yg salah?
Engga.. Semua udah takdir Allah yg mempertemukan kita, ibaratnya nih kita pribadi pun ada alasan untuk hidup di dunia ini, lalu dipertemukan dgn pasangan kita..
Sempurna lah separuh agama kita dan tinggal berkolaborasi lah bersama pasangan kita yg pastinya ada alasan kenapa Allah mempertemukan kita.. So deep 😊
Ga sekedar cuman cicintaan yaa bro-sist.. 😂
.
.
Banyak hal, misal terkait aktualisasi diri kita yg statusnya sudah berbeda bukan lagi single, tp sudah punya gelar, ayah dan ibu 😀
Musti berfikir 2-3x untuk berbuat sesuatu dan mengambil keputusan..
Ingin tetap berkarya tapi bisa ko dari rumah dan terlibat semua anggota keluarga..
.
.
Terkait pendidikan anak, nah yg ini kita masih bau kencur 😁 jauh dari pengalaman mereka yg sudah berhasil mendidik dan membanggakan keluarga, negara, dan agama..
.
.
Baru diamanahi seorang anak sholehah (insyaallah) yg beranjak menuju 2 tahun, mau di didik apa sih? "Ntar aja kalau dah gede.. Skg mah main main aja dulu..", mereka bilang.
Iya betul ko.. Anak itu dunianya bermain 😊
Tapi kita sedang berusaha tuk hadirkan home education sesuai dgn usianya..
Setiap tempat adalah sekolahnya..
caranya ?
✳ mengenalkan dgn penciptanya
✳ memberikan contoh yg sesuai syariat agama kita
✳ mengajarkan adab dulu sebelum ilmu
✳ mengajak belajar bersama Alam
✳ mengenalkan kearifan lokal dan bahasa ibu
✳ optimalisasi golden age
.
.
Jadi, saya dan suami tidak bisa saling tuduh/menyalahkan, kamu yg didik anak krn kamu lebih paham jiwa..
kamu aja yg sempet jadi guru..
kamu kan imam kamu yg wajib tanggung jawab..
kamu yg full di rumah yg lebih tau..
.
.
No..
Ga ada kata aku kamu..
Kita berkolaborasi,
Saling mengisi,
Saling mengkoreksi,
Dan saling support...
Semua orang adalah guru..
Terutama kitalah yg Allah percayakan untuk mendidiknya..
Kita pegang tangan anak kita dengan erat..
Jaga amanah-Nya ini, bidadari surga ini.. 👰💓
0 Response to "Mendidik Anak Pre-Aqil Baligh Bersama Suami di Rumah"
Posting Komentar