banner1

banner1

MANAGEMEN EMOSI DALAM PENGASUHAN ANAK (Sharing Session KOPDAR MIP BATCH 3)


Bandung, 15 Maret 2017
Oleh : Teh Wiwik Wulansari dan Ketua IIP Bandung Teh Nisa Nur'arifah
Tempat:  Aula Lt. 4 Rabbani Hypnofashion jl. Dipatiukur no 44, Bandung

Setiap Individu termasuk IBU memiliki emosi, lalu bagaimana cara kita me-manage emosi tersebut ketika kita sedang membersamai anak.













Bagi mereka yang sudah berpengalaman pasti akan paham, bagaimana rasa capenya ketika mempunyai banyak anak. Ilustrasinya, punya anak 1 itu cape, punya anak 2 cape banget, punya anak 3 cape banget sekali, nah biasanya anak ke-3 dst rasanya akan sama dengan punya anak 3. Kenapa, karena dari anak sebelumnya kita sudah bisa belajar bagaimana cara kita menghandle mereka.

Sebelum kita mengendalikan emosi kita, kita pun sebaiknya bisa mengenal signal tubuh kita yang dapat memicu emosi.
Berikut hal-hal yang biasa membuat kita emosi :
- berantakan
- diburu-buru suami
- dicurigai dan disalahkan
- anak makannya ga habis
- dan masih banyak lagi stressor lainnya.

Kesimpulannya penyebab marah itu bisa 3 macam :
- menggenggam dan melepaskan. Maksudnya dimana ketika kita memiliki  harapan dan kenyataan yang tidak sesuai. Maka lepaskanlah..

- melanggar batasan. Maksudnya sudah kelewat cape, kelewat lapar, kelewat sabar, dan kelewat nungguin, dsb.

- urusan yang belum selesai, punya luka dalam diri. Ko bisa? Ya tentu karena bisa jadi ketika kita dalam kondisi yang penuh luka akan melimpahkannya ke anak pada saat kita emosi itu.

Dalam teori psikologi ada yang disebut inner child, jika kita belum selesai dengan masa lalu kita. Maka bisa jadi inner child kita lah yang keluar, sifat dan perilaku saat kanak-kanak kita lah yang keluar. Jadi, jangan salahkan anak jika memiliki perilaku kurang baik saat emosi. Bisa jadi dia meniru bagaimana cara kita mengeluarkan emosi. Ingat? Anak itu peniru yang ulung. Dan perlu diingat selain itu menurut Ibu Elly Risman, bahwa kuncinya dalam mengajarkan kedisiplinan pada anak pun kita harus bisa berdamai terlebih dahulu dengan masa lalu.

Ketika kondisi pemicu tersebut muncul, fisik kita sudah membaca emosi tersebut.
Berikut gejala fisik yang biasanya kita sering rasakan ketika sedang emosi.
- jantung berdegub kencang
- pundak terasa pegal dan berat
- kepala mulai panas dan pusing
- muka memerah,
- dan gejala psikomatis lainnya..

Ketika sudah merasakan hal itu maka, mulailah ambil jarak dengan anak. Komunikasikan ke anak, kalau ibu perlu waktu menenangkan diri. Bahkan kalau bisa, katakan saja kalau kita sedang marah. Bisa juga komunikasikan kepada pasangan atau keluarga yang ada untuk menitipkan anak kita.

Lalu kita bisa untuk mulai releasing-bernafas sadar. SADAR sedang marah, apa yang dirasakan? Merinding? Ya rasakan itu, nikmati, tarik nafas dalam-dalam, tahan, hembuskan dengan tenang. Coba untuk mengucapkan istigfar berulang-ulang. Dengan begitu asupan oksigen menjadi  lebih baik dan nalar bisa kembali bekerja. Masih belum bisa, kita bisa coba dengan mengambil air wudhu, meminta dan curhat hanya pada Allah SWT.

Jangan sampai kita terus menerus berada pada rantai emosi.
Dimana saat kita marah, kita ga sadar, dan malah mengabaikannya. Setelah marah kita menyesalinya atau yasudahlah, tapi anak jadi korban. Lalu apa hal tersebut terulang lagi? Jadi jangan sampai hal tersebut terulang kembali. Ada baiknya kita coba konsultasikan kepada yang lebih ahli atau bercerita kepada orang yang amat sangat kita percaya untuk dipintakan nasehat dan solusinya.

Sekarang bagaimana jika menghadapi anak tantrum, gunakan teknik pengabaian tapi jangan mengabaikan. Jadi kita memberikan kesempatan ke anak untuk meluapkan emosinya (nangis, dll)  tapi tetap kita beri perhatian misal, kakak mau ibu peluk? Kalau anak tetap memilih nangis kita menepi lagi. Jadi kita beri ruang sendiri untuk anak tapi tetap kita tunjukan kepedulian kita pada kondisi mereka. Lalu setelah kondisi tenang, bisa kita mulai dengan "komunikasi produktif".

Alhamdulillah acara sharing session berjalan kurang lebih satu jam saja. Memang apa yang saya resume disini masih kurang lengkap dan hanya intinya saja. Belum lagi hasil jepretan saya yang agak burem dan belum bisa mewakili materi yang disampaikan. Silahkan teman-teman boleh cari ilmu lain tentang bagaimana me-manage emosi dari sumber lainnya.

Semoga acara sharing session ini menjadi amal jariah untuk para pemateri teteh-teteh Ibu Profesional yang lebih dulu telah lulus. Semoga saya dan teman-teman seperjuangan lainnya juga cepat menyusul kesuksesannya.

Sebelumnya gak apa-apa ya, saya posting juga foto teman-teman seperjuangan saya di kelompok Bandung 4 dan di temani teteh Fasil plus pemateri juga.

Salam Hangat dari para Calon Ibu Profesional,


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "MANAGEMEN EMOSI DALAM PENGASUHAN ANAK (Sharing Session KOPDAR MIP BATCH 3)"

Posting Komentar