banner1

banner1

NIce Home Work 3 : Membangun Peradaban Dari Rumah


Bismillahirrahmanirrahim..
Tiba juga di NHW yang ke-3 ini. Tema kali ini tentang bagaimana kita membangun peradaban di dalam keluarga kecil kita.
Hellow.. peradaban?? Yang serius nih.. kita kan hanya dan baru saja hidup bertiga, duh peradaban lingkupnya terlalu besar terlalu mengangan-angan..
Eits, jangan salah ya..
Masih ingat ga kalau IBU itu Agent of Change, lalu amanah anak itu proyek BESAR dan rumah kita adalah pondasinya Nah, disitulah poinnya.
” Maka tugas utama kita sebagai pembangun peradaban adalah mendidik anak-anak sesuai dengan kehendakNya, bukan mencetaknya sesuai keinginan kita. ” (materi matrikulasi #NHW3)
Dengan mengerjakan NHW3 ini, sebisa mungkin menjabarkan dan membuat saya lebih memahami kenapa saya dipertemukan dengan Aa hehe :oops::oops: (panggilan sayang saya ke dia padahal awal kenal manggil Abah haha, aw aw mulai nih baper).
Lalu, bagaimana saya bisa melihat potensi lebih atas anak yang telah di amanahi pada kita berdua. Dimana saya tidak hanya menciptakan keturunan yang biasa saja dari suami saya. Selain itu saya pun diajak pmencari apa potensi diri saya yang pastinya sudah secara anugrah di berikan kelebihan oleh Allah SWT tinggal saya pintar mencari apa misi spesifiknya itu.
Dan terakhir ketika saya dengan peka melihat peluang diluar sana. Bagaimana kondisi lingkungan tempat tinggal saya saat ini. Sehingga nanti muncul lah apa peran spesifik keluarga saya di muka bumi ini.
Pertama, saya di tugaskan untuk merasakan jatuh cinta kembali kepada suami saya dan buatkan dia surat cinta. Haha, bingung dong mati gaya secara saya ga PD  dan ga biasa bikin love letter gitu yah.. bukan kita banget deh haha..
Tapi ini patut dicoba karena dengan begitu bisa me-recall kembali masa-masa yang dulu saat kita yakin saling memilih satu sama lain dan menarik jika sudah melihat bagaimana responnya. Dan membuat romantisme muncul lagi disaat kejenuhan rutinitas keseharian ngurus anak lah, kerjaan lah, dsb.
Tapi untuk tipe yang cuek dan ga banyak komentar sih ga usah di paksa ya hehe, yang penting sudah usaha.
Bonusnya sih kalau love letternya di bales dan tiba-tiba suami ngajak honeymoon lagi. (Kode keras) hihihi :oops::oops:
Berhari-hari mikir nulis apa ya, buka-buka folder camera dulu dan screenshot percakapan kita dulu. Ha?? Masih ada dong :oops::oops:😝😝
 I get it.. tapi karena saya tipenya visual jadi saya berniat kalau di bikin vidio aja deh jadi love movie gtu haha niat banget ya πŸ˜
Disitu saya rangkai foto-foto beralur dari awal ketemu dan hingga saat ini. Lalu saya selipkan kata-kata dengan menitik beratkan pada alasan kuat kenapa dia memilih saya dan kenapa saya memilih dia. Memilih sebagai teman hidup dan sebagai orangtua dari anaknya kelak :oops::oops:
yang mau kepo silahkan lihat video nya disni yaa 
Bismillah deh dalem hati, cari moment yang tepat dan dari jauh hari saya ga berharap dapat balasan atau komentar yang sama “manisnya” haha karena saya hafal tipe suami saya ini seperti apa πŸ˜‚πŸ˜‚
Alhamdulillah sampai pagi ini saya belum dapat responnya, hehe.. 
Gapapa, yang penting saya posting dulu aja tugasnya πŸ˜πŸ˜
Kedua, tugasnya yaitu membaca potensi anak saya. Agak sulit ya kalau masih bayi hehe. Tapi dilihat saja dulu bagaimana tumbuh kembangnya saat ini. Sedikit bercerita tentang Si imut BOSCAN (Boss Cantik) nya Ayah dan Unna yang seminggu lagi usianya tepat 7 bulan, alhamdulillah !! πŸ™ŒπŸ™Œ
Nah, sudah bisa apa aja sih Neng boscan Alula ini.
Berikut beberapa tahapan tumbuh kembang yang sudah di capai Alula :
  • BB saat ini kurang lebih 6 – 6,2 kg (beda timbangan saat di posyandu dan Dokter) 
  • TB saat ini 60-65 cm (lagi-lagi berbeda ukurannya)
  • Sudah bisa guling-guling di kasur, tanpa bantuan.
  • Tidurnya juga sudah bisa muter-muter ngabisin lapak ayah dan unnanya.
  • Sudah mulai hafal mana Unnanya. Misal saat main dengan siapa pun, kalau lihat unnanya kadang malah jadi ngerengek manja kayak minta mimik. Sambil bilang “neng… nen.. nen..” πŸ˜…πŸ˜…
  • Meraih, melempar, dan mengambil benda yang didekatnya (sesulit apapun itu, diusahakan banget harus dapet, pake acara guling atau muter dulu).
  • Sudah mulai merespon candaan orang lain meski hanya sedetik dua detik bunyi tawanya, tapi kalau tersenyum lebar banget πŸ˜…πŸ˜…πŸ˜πŸ˜
  • Memegang benda dengan satu dan dua tangan. Memindahkan, menggoyangkan atau melemparnya.
  • Semakin mahir menggerakan bibir dan lidahnya saat makan dan minum. 
  • Semakin expresif ketika diajak main ci-luk-ba dan saat diceritakan dongeng.
  • Mulai merespon dan menoleh ketika namanya disebut.
  • Semakin kuat dan lama latihan onggong-onggongnya. Sudah bisa menggerakkan kakinya maju-mundur. Tinggal melatih tangannya yang bergerak.
  • Celotehnya udah makin banyak, lalala, nanana, dadada, jajaja, gingging, nah yang saat ini lagi sering yaitu “neng.. nen..” terutama saat dia kesal karena lapar, pasti itu yang dia ucapkan.
  • Mulai ada kepengen untuk belajar duduk dan berdiri, tetapi masih harus di topang.
  • Ketika didudukan di meja makan, sudah senang pukul-pukul meja dan sambil menggoyang-goyangkan kakinya.
  • Sudah mahir minum menggunakan gelas dan Alula juga sudah bisa menjulurkan tangannya ketika melihat ada yang sedang minum.
  • Sudah bisa makan sendiri ala ala BLW. Tentunya masih tahapan awal ya. Belum jago banget, hhe masih belajar tekstur. Tapi sudah bisa mengambil dan memasukkan langsung ke mulutnya. Dengan satu tangan atau pun kedua tangannya. Sudah bisa mengeluarkan potongan yang besarnya juga dengan sendiri.
  • Menempelkan kepala bila merasa nyaman kalau di pangku unna atau meronta kalau merasa tidak nyaman. Biasanya kalau udah ga mau makan, langsung deh meronta-ronta di kursinya.
  • Berusaha memegang buku dan meraba-raba. Senang melihat warna-warni dan suka pengen tahu apa yang ayah-unnanya lakukan dengan buku itu.
  • Suka seperti memperhatikan orang sedang berbicara di telefon.
  • Kalau dilihat-lihat dan menerima banyak komentar tim hore hehe (keluarga,teman,tetangga) banyak yang bilang Alula ini cerewet mirip Unnanya. Haha maafkan.. πŸ˜…πŸ˜›πŸ™ tapi ya mudah-mudahan kalau pun iya cerewet asal cerewet positif dan produktif ya nantinya hhehe
Mungkin baru segitu yang terobservasi oleh saya seputar tumbuh kembangnya Alula. Nanti kalau ada yang inget lagi saya tambahkan πŸ˜✌ Selalu sehat, ceria, dan tumbuh kembang sesuai usianya ya Alula πŸ˜˜πŸ˜˜
Tugas ketiga, membaca potensi diri sendiri. Setelah hampir seperempat abad saya menjalani berbagai bidang  dan dari beberapa pengalaman sendiri. Saya mulai menemukan beberapa poin yang menarik untuk saya gali lagi. Seperti Teori Bunda Septi, “menarik tapi tidak tertarik”. Bisa jadi salah satunya yaitu potensi diri saya. Dimana kalau membaca kembali NHW pertama saya, ilmu yang ingin di dalami yaitu illmu ibu profesional.
Tetapi yang namanya ibu profesional itu wajib mengetahui segala ilmu dan tentunya harus sudah pintar membaca potensi diri. Jadi saya mengerucutkan saja potensi saya ada di 2 bidang, yaitu bidang parenting anak (psikologi) dan bidang berdagang (wirausaha). Yaps, meskipun ilmu kedua-duanya masih saya upgrade terus dan menerus.
Merasa klop banget dan sefrekuensi dengan suami yang berprofesi sebagai pengusaha juga. Jadi, saya bisa bantu dia dalam markomnya, sellernya dan pembukuannya. Selain itu kita pun bisa saling bertukar pikiran dan saling memberi masukan. Hhe, untungnya saya dipertemukan dengan dia yang sama-sama “tukang jualan” . Mungkin itulah yang disebut kalau jodoh itu saling melengkapi.
Ketika lahirnya Alula, semakin munculah jiwa naluri keibuan saya. Disitu saya mulai buka-buka buku psikologi perkembangan, psikologi pendidikan, parenting dsb. Saya merasa seperti mulai kuliah lagi nih, hhe.. hampir setiap harinya cari lagi dan dapet lagi ilmu-ilmu baru seputar parenting. Jadi ilmu saya dulu ketika saya kuliah, memang kepake banget untuk anak saya sendiri. Hanya tinggal perlu di upgrade.. jangan lelah tuk terus belajar ;);)
Disitulah saya amat sangat bersyukur dan mulai lebih memahami, inilah skenario Allah SWT.
Dan tugas terakhir yaitu bagaimana membaca lingkungan dimana saya tinggal dan sejauh mana supportnya. Ceritanya ketika saya resign dari tempat saya mengajar, banyak sekali komentar yang masuk. Dimulai dari komentar yang komersil abis hehe nanti ga punya uang, nanti ga produktif, sayang gelarnya, dsb, dan saya hanya kasih senyum aja :):) sambil jawab, insyaallah Allah sudah atur semua.
Hhe, bijak banget yah, padahal sih dalam otak lagi berfikir keras gimana caranya supaya tetap produktif tanpa harus meninggalkan anak dan rumah.
Setelah menikah, saya di boyong oleh suami ke tempat tinggalnya. Jika melihat lingkungan dimana saya tinggal saat ini, lingkungannya sudah baik dan “hidup”. Ketika sudah hampir setahun tinggal disini dan bersosialisasi dengan tetangga-tetangga disini. Berkenalanlah saya dengan salah satu guru yayasan di komplek ini. Ketika sering sharing dan bercerita, dia menceritakan ada beberapa anak yang memang membutuhkan seorang konselor dan helper.
Salah satunya kasus tentang anak remaja dan kasus anak usia 5 tahun. Secara tidak langsung beliau meminta bantuan saya yang notabene saya sebagai sarjana psikologi. Disitulah saya merasa tertantang, merasa perlu di recall kembali nih ilmu yang dulu-dulu dan tentunya merasa diakui karena bisa bermanfaat di lingkungan sendiri. Suami pun sudah sangat sering mengingatkan untuk main ke saung, yaps kita menyebutnya saung RAJAB.
Mungkin kedepannya saya akan mencoba menfokuskan dan serius dalam membantu disana. Perlu memantapkan hati kembali agar lebih percaya diri. Sekali lagi mungkin inilah mengapa keluarga saya dihadirkan disini. Meskipun secara profit tidak menjanjikan tetapi untuk menjadi produktif tidaklah salah satunya profit yang menjadi tujuan. Karena kita tahu, yang akan dipertanggungjawabkan nanti salah satunya adalah sudah sejauh mana kita mengamalkan ilmu kita.
Wallahualam… πŸ™πŸ™
Salam bunda ceria ♡πŸ‘ͺ

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "NIce Home Work 3 : Membangun Peradaban Dari Rumah"

Posting Komentar