Assalamu’alaikum, wr, wb..
Jeng..jeng..
Masuk pekan kedua untuk NHW kali ini hampir mirip sama tugas akhir saat kuliah dulu loh.. yaps, membuat indikator penelitian, ehh.. tapi kali ini beda, indikator profesionalisme.
Wih, berat yah kayanya. iya berat kalau di panggul hhe.. ya maksudnya ketika dijadikan suatu beban pastinya jika ada yang tidak sesuai harapan akan terasa berat. Dalam membuat indikator tersebut haruslah berdasarkan teknik SMART (SPECIFIC, MEASURABLE, ACHIEVABLE, REALISTIC AND TIMEBONDING)
Hhe makin serius kan..
Tapi disini saya mulai membuat dari dimensi awalnya dulu yang merupakan pertanyaan inti dari NHW ini. Lalu jika ada saya turunkan lagi menjadi sub-dimensi. Dan terkakhir jadilah indikator-indikator.
A. INDIVIDU
Sebagai individu pastinya kita tidak bisa lepas dari Tuhan kita. Sub-dimensi pertama saya adalah dengan Allah SWT. Bagaimana saya seharusnya profesional dalam melakukan ibadah dan menjauhi larangannya. Berikut indikatornya:
salat tepat waktu, “teng-go”
ibadah salat duha setiap hari
ibadah salat tahajud dalam seminggu 1 kali
mengaji sendiri di rumah sehari 3 halaman
hafalan PR pengajian ibu-ibu komplek, dalam 2 minggu hafal 1 surat pendek/doa sehari-hari
Seminggu dua kali mengikuti ta’lim dan pengajian ibu-ibu di komplek
setiap hari menyisihkan uang belanja untuk bersedekah sesisanya tidak saya patok harus berapa besarannya.
Sub-dimensi kedua yaitu lebih ke standar indikator saya sebagai diri sendiri sebagai perempuan untuk lebih mengaktualisasikan diri dan mengelola harapan-harapan dari kedua orangtua saya. Berikut indikatornya :
Dalam setahun ini membuktikan diri pada orangtua bahwa saya bisa produktif di rumah tanpa menitipkan anak pada orang lain
Sebulan sekali menyempatkan diri bermain dan menjadi fasilitator di PAUD terdekat
cek dan update barang jualan di setiap market place yang saya pegang
dalam 1 minggu mampu membuat min. 1 postingan di blog/instagram yang inspiratif seputar ilmu yang diunggulkan
membuat closing order harian 40 item barang perhari (masih kolaborasi dengan suami)
dalam sebulan membuka jaringan bisnis yang baru, bertemu dan berkenalan dengan orang-orang baru
mengunjungi orang tua, minimal 2 kali dalam sebulan
setiap harinya mampu bersosialiasi dengan tetangga terdekat. Membagikan makanan atau cemilan seminggu sekali.
mampu mengambil keputusan sendiri dan cepat dalam menentukan pilihan tanpa berlama-lama galaunya
memiliki pendirian dan prinsip
menemukan wawasan ilmu yang baru setiap minggunya
B. ISTRI
Untuk indikator istri, saya rasa tidak ada sub-dimensinya. Malahan jadi banyak juga indikatornya. Ingin menjadi istri yang sholehah dan taat pada suami. Singkat dan idealnya sih seperti itu, hhe. apalagi ketika kita sudah menerima dia menjadi imam kita, ya pasti kita sudah paham, tinggal aplikasinya saja dalam kehidupan sehari-hari.
Tapi kenyataannya sudah setahun hidup bersama suami, kita sudah mulai belajar tentang adaptasi toleransi kelebihan dan kekurangan masing-masing. Btw, ga kerasa sudah setahun lebih aja bareng-bareng.. berasa baru kemarin walimahan, ehhe.. Untuk indikator istri ini, saya tidak bertanya langsung pada suami. Pertama karena diburu deadline. Kedua karena tipe suami bukan tipe yang senang di interogasi hehe, jadi ya saya harus pandai-pandai menyurat apa yang tersirat, observasi, mengajak beliau berdiskusi santai atau sharing pengalaman, dan mengambil hikmah dari setiap kejadian.
Berikut indikatornya:
mengingatkan suami untuk puasa sunah senin-kamis
setiap harinya bangun tidur di paling awal
setiap harinya menyiapkan sarapan tepat waktu
setiap harinya menyiapkan masakan yang bergizi, bersih dan sehat
mampu mengelola keuangan keluarga selama setahun kedepan
setiap harinya mampu mengatur waktu untuk menyempatkan diri menyelesaikan pekerjaan rumah tangga
setiap harinya mampu membuat rumah nampak rapih, terutama kamar tidur harus selalu clear area.
setiap bulannya menyiapkan berbagai macam obat-obatan dan siap sedia untuk emergency first
setiap harinya mampu membantu dan mensuport teknisnya usaha suami
(Packing, closing order, pencatatan keuangan, markom)
setiap harinya mampu menentukan prioritas yang mana yang dilakukan terlebih dahulu
selalu bergerak cepat dalam segala hal, tidak berlama-lama dan harus diselesaikan saat itu juga
ketika akan bepergian, sejam sebelumnya sudah harus siap
setiap harinya menjadi pendengar yang baik dan pemberi masukan yang baik ketika diminta pendapatnya oleh suami
setiap harinya mampu bersabar dalam mengurus dan menghadapi orangtua terutama pihak mertua yang lebih butuh ditemani. Niatkan untuk ibadah karena Allah.
mampu bergaul dan menjalin silaturahmi yang baik dengan pihak keluarga suami
mampu menjaga kesakinahan keluarga di depan orang lain dengan tidak memposting apapun yang memancing munculnya fitnah/suudzon dari orang lain
tidak melulu curhat kepada orang lain
tidak berlama-lama ketika di rumah tetangga atau di luar rumah dan harus tahu waktu
menjaga nama baik keluarga dengan tidak ber-gibah
mampu mewakili suami jika sedang dibutuhkan dan kebetulan sedang tidak ada
C. IBU
Tibalah dimensi terakhir yaitu ibu. Membahas ini pun tak ada ujungnya, karena terkadang kalau kita lagi lihat postingan ibu di sebelah yang anaknya tiap hari makan lahap, anaknya tiap hari makan makanan yang mengandung AHA, DHA, zat besi tinggi tanpa pengawet dsb. Belum lagi, anaknya sudah diajarkan menjadi hafiz quran. Belum lagi, koleksi buku pendidikannya banyak sekali. Hihi, baiklah saya cuman bisa baper tapi sambil berdoa pada pemberi rizki sang anak. Sanggupkanlah saya untuk membahagiakan anak saya, apapun caranya asal Allah suka.
Kembali ke indikator ya, indikator yang saya buat simpel aja. Apa yang sedang melintas di pikiran saya ya saya tulis. Berikut indikatornya:
MengASIhi anak hingga lulus 2 tahun
Setiap harinya menyiapkan MPASI yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi ibu dan anak
Setiap harinya menemani anak bermain.
Setiap harinya menjamin makanan untuk anak sehari 3x
Mampu menghasilkan 2 mainan kerajinan tangan atau jenis permainan baru dalam satu bulan
mendapatkan ilmu parenting baru setiap minggunya min. 2 artikel dan dicoba diaplikasikan
setiap harinya mampu menciptakan suasana yang gembira dan tenang ketika terjadi sesuatu yang tidak disangka-sangka (misal, anak kejedug tembok)
setiap harinya mampu menjadi contoh yang baik untuk anak
setiap harinya menjaga keselamatan anak
setiap harinya memantau terus tumbang anak
membacakan dongeng saat akan tidur
memastikan jadwal posyandu dan imunisasi setiap bulannya
Mudah-mudahan apa yang saya buat ini sesuai atau hampir mendekati dengan harapan dari tim matrikulasi. Dan satu lagi semoga indikator ini menjadi proses saya dan kita semua para perempuan, baik individu, istri atau pun yang telah menjadi seorang ibu lebih baik lagi. Lebih profesional lagi.
Wassalamualaikum, wr, wb.
Salam Bunda Ceria ;)
0 Response to "Nice Home Work 2 : Menjadi Ibu Profesional Kebanggaan Keluarga"
Posting Komentar